Daisypath Happy Birthday tickers

Sabtu, 15 Desember 2012

Li∞itless

Delapan...
Sepuluh bulan yang lalu masih jadi angka paling cantik dalam hidupku. Entah kenapa cuma bahagia yang ada saat itu dan sebelumnya.
Saat-saat genting menjelang ujian, masih ada yang mau aku bagi keluh kesah. Tempat dimana aku bisa jujur meluapkan semua perasaan, tempat yang menjadi pelabuhan pertamaku ketika aku rapuh, tempat dimana aku bisa dengan bebas menangis, menjadi diri sendiri.
Aku mengira semua kenyamanan ini akan selamanya. Kamu tetap bisa menjadi pelabuhan pertamaku, karena kamu pernah bilang aku adalah 'soul sister'. Begitu juga kamu. Dan aku sangat percaya dengan kalimat "I'll never let you go" yang pernah kamu katakan ketika aku merasa drop dan sendiri.
Bagaimana bisa hal-hal manis dan kenangan yang terlalu banyak itu tidak bisa mematahkan rasa acuhmu sekarang ini terhadap aku?
Yang bahkan aku sendiri tidak tau apa alasannya.
Semua terjadi begitu saja. Seperti ombak yang membawa pasir ke pantai sekaligus merengkutnya kembali ke lautan.

Sejak saat yang entah kapan tepatnya itu, aku mencoba untuk tegar dan melewati semuanya sendirian.
Taukah seberapa beratnya hari-hariku? Saat tengah malam aku merasa sangat lelah hingga menitikkan air mata. Kamu menjadi gudang air mataku, dulu. Aku memang punya sahabat-sahabat yang baik dan orangtua yang sangat pengertian. Namun itu semua tidak sama. Cuma sama kamu aku bisa bebas jadi diri sendiri tanpa rasa canggung, soul sister.
Andaikan aku punya satu kesempatan lagi, aku mau bilang "maaf dan makasih untuk semuanya".
Mungkin Tuhan mempertemukan kita di saat yang tepat dan mempersiapkan takdir di halaman belakangnya.
Mungkin juga inilah jawabannya. Ketika takdir menghampiri pelupuk mata. Tuhan menghapus sosokmu dari hidupku pasti untuk sebuah alasan. Satu yang pasti, rencana Tuhan sangat indah, bahkan lebih indah dari keindahahan yang pernah aku lewati sebelumnya.
Ikhlas, itulah yang sedang aku coba pelajari.
Aku mohon, jangan buat aku benci sama kamu dengan sikap dingin-mu sekarang ini, karena aku ngga akan bisa benci sama orang yang udah aku anggap seperti keluargaku sendiri.

Sekarang.. Delapan mungkin tidak seberarti dua puluh tujuh bulan yang lalu. Tapi delapan adalah pelajaran berharga tentang kehidupan dan perjalanan pendewasaan, bagaimana untuk menjadi lebih tegar dan kuat. Aku menyukai angka delapan, seperti menjadi penyempurna kebahagian yang pernah dan selalu diberikan Tuhan khusus untukku.
Terima kasih ya, Allah. Terima kasih juga untukmu. :'-)